Dampak kenaikan harga pangan terhadap ekonomi rumah tangga memang tidak bisa dianggap remeh. Saat harga pangan naik, tentu akan berdampak langsung pada keuangan keluarga.
Menurut Dr. M. Farid Ma’ruf, seorang pakar ekonomi dari Universitas Indonesia, kenaikan harga pangan dapat menyebabkan tekanan inflasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi daya beli masyarakat. “Ketika harga pangan naik, maka masyarakat akan cenderung mengalokasikan lebih banyak uang untuk memenuhi kebutuhan pokok, sehingga menyisakan sedikit untuk kebutuhan lainnya,” ujarnya.
Hal ini juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Demografi Universitas Indonesia yang menunjukkan bahwa kenaikan harga pangan dapat membuat sebagian rumah tangga terdampak langsung dalam hal kesejahteraan ekonomi.
Tidak hanya itu, kenaikan harga pangan juga dapat berdampak pada stabilitas sosial. Ketidakstabilan ekonomi rumah tangga bisa memicu ketegangan dalam keluarga maupun masyarakat. “Ketika sumber daya ekonomi terbatas akibat kenaikan harga pangan, maka akan timbul ketegangan di dalam rumah tangga,” kata Prof. Dr. Hadi Susilo Arifin, seorang sosiolog dari Universitas Gadjah Mada.
Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan untuk melakukan langkah-langkah yang efektif guna menangani dampak kenaikan harga pangan terhadap ekonomi rumah tangga. Salah satunya adalah dengan meningkatkan produksi pangan dalam negeri dan mengendalikan harga pasar.
Dengan demikian, diharapkan kesejahteraan ekonomi rumah tangga dapat terjaga dengan baik meskipun dihadapkan pada kenaikan harga pangan. Sebagai masyarakat, kita juga perlu bijaksana dalam mengelola keuangan dan memprioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan pokok terlebih dahulu. Semoga dengan langkah-langkah yang tepat, dampak kenaikan harga pangan terhadap ekonomi rumah tangga dapat diminimalkan.