Pemanfaatan Sistem Hidroponik dalam Pertanian Urban di Indonesia menjadi solusi cerdas untuk mengatasi keterbatasan lahan pertanian di perkotaan. Sistem ini memungkinkan tanaman tumbuh tanpa menggunakan tanah, sehingga dapat diterapkan di area yang terbatas seperti pekarangan rumah atau atap gedung.
Menurut Dr. Ir. Budi Indra Setiawan, seorang ahli pertanian dari Institut Pertanian Bogor, “Hidroponik memiliki potensi besar dalam mendukung ketahanan pangan di perkotaan. Dengan teknologi yang tepat, tanaman dapat tumbuh lebih cepat dan menghasilkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan metode konvensional.”
Salah satu keuntungan utama dari pemanfaatan sistem hidroponik adalah penggunaan air yang lebih efisien. Dalam artikel yang diterbitkan oleh Kementerian Pertanian RI, disebutkan bahwa hidroponik dapat menghemat hingga 90% air dibandingkan dengan metode pertanian konvensional. Hal ini sangat penting mengingat masalah kekurangan air yang sering terjadi di perkotaan.
Selain itu, tanaman yang ditanam dengan sistem hidroponik cenderung lebih bersih dan bebas dari hama dan penyakit. Hal ini dikarenakan tanaman tidak terkontaminasi oleh tanah yang mungkin mengandung patogen. Dengan demikian, produk pertanian yang dihasilkan pun lebih sehat dan aman untuk dikonsumsi.
Namun, tantangan utama dalam pemanfaatan sistem hidroponik di Indonesia adalah masih minimnya pengetahuan masyarakat tentang teknologi ini. Menurut data dari Asosiasi Hidroponik Indonesia, baru sekitar 10% dari total rumah tangga di perkotaan yang menggunakan sistem hidroponik dalam kegiatan pertanian mereka.
Untuk itu, diperlukan upaya dari pemerintah, lembaga riset, dan juga para praktisi pertanian untuk terus mengedukasi masyarakat tentang manfaat dan cara mengelola sistem hidroponik dengan baik. Dengan begitu, diharapkan pertanian urban di Indonesia dapat semakin berkembang dan memberikan kontribusi yang besar dalam mendukung ketahanan pangan negara.