Pertanian organik saat ini menjadi topik yang semakin populer di Indonesia. Banyak pihak yang mendorong peningkatan praktik pertanian organik di tanah air. Namun, di balik dorongan tersebut, terdapat sejumlah tantangan dan peluang yang perlu dihadapi.
Salah satu tantangan utama dalam mendorong pertanian organik di Indonesia adalah kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya praktik pertanian organik. Menurut Dr. Ir. Bambang Setiawan, M.Sc dari Institut Pertanian Bogor (IPB), “Masyarakat perlu diberikan pemahaman yang lebih tentang manfaat pertanian organik bagi kesehatan dan lingkungan.”
Selain itu, infrastruktur yang masih kurang mendukung juga menjadi tantangan dalam pengembangan pertanian organik di Indonesia. Menurut data Kementerian Pertanian, baru sekitar 2% dari total luas lahan pertanian di Indonesia yang digunakan untuk pertanian organik. Hal ini disebabkan oleh kurangnya dukungan dari pemerintah dalam penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung pertanian organik.
Namun, di tengah tantangan yang ada, terdapat pula peluang yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan praktik pertanian organik di Indonesia. Salah satunya adalah meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan lingkungan. Menurut survei yang dilakukan oleh Nielsen pada tahun 2020, terdapat peningkatan tren konsumsi produk organik di kalangan masyarakat Indonesia.
Selain itu, adanya dukungan dari pemerintah dan lembaga internasional juga menjadi peluang bagi pengembangan pertanian organik di Indonesia. Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, pemerintah telah memprioritaskan pengembangan pertanian organik melalui program-program yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pertanian organik di tanah air.
Dengan adanya dorongan dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan praktik pertanian organik di Indonesia dapat terus meningkat. Tantangan dan peluang yang ada perlu dijadikan sebagai motivasi untuk terus bergerak maju dalam mengembangkan pertanian organik demi kesehatan dan keberlanjutan lingkungan.