Harga pangan pokok naik memang memiliki dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat. Kenaikan harga pangan pokok dapat menyebabkan tekanan ekonomi bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah. Hal ini bisa mengakibatkan penurunan daya beli dan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.
Menurut Dr. Andi Amri, seorang ahli ekonomi dari Universitas Indonesia, kenaikan harga pangan pokok dapat berdampak langsung pada inflasi dan kemiskinan di masyarakat. “Ketika harga pangan pokok naik, maka harga barang lain juga akan ikut naik. Hal ini akan membuat daya beli masyarakat menurun dan kemungkinan terjadinya peningkatan angka kemiskinan,” ujar Dr. Andi Amri.
Kondisi ini juga dapat memicu ketidakstabilan sosial di masyarakat. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), kenaikan harga pangan pokok dapat menyebabkan ketegangan sosial dan meningkatnya tingkat kejahatan. Hal ini disebabkan oleh ketidakpuasan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai belum mampu mengendalikan kenaikan harga pangan.
Sebagai contoh, kenaikan harga beras yang terjadi belakangan ini telah menimbulkan protes dan demo dari berbagai kalangan masyarakat. Menurut Direktur Eksekutif Perhimpunan Petani Padi Indonesia (Perpadi), kenaikan harga beras disebabkan oleh faktor eksternal seperti cuaca buruk dan pandemi COVID-19 yang mengganggu rantai pasok beras.
Untuk mengatasi dampak negatif dari kenaikan harga pangan pokok, pemerintah perlu melakukan langkah-langkah yang tepat. Salah satunya adalah dengan mengendalikan inflasi melalui kebijakan moneter dan fiskal yang efektif. Pemerintah juga perlu meningkatkan produksi pangan dalam negeri agar tidak terlalu tergantung pada impor.
Dengan demikian, peran pemerintah sangat penting dalam menjaga kesejahteraan masyarakat di tengah kenaikan harga pangan pokok. Kebijakan yang tepat dan berkelanjutan perlu diterapkan agar masyarakat dapat tetap merasakan kesejahteraan dalam kehidupan sehari-hari.