Penyebab kenaikan harga pangan pokok seperti beras, gula, minyak goreng, dan daging memang menjadi perhatian penting bagi masyarakat Indonesia. Banyak faktor yang menyebabkan kenaikan harga pangan pokok, salah satunya adalah faktor alam seperti cuaca ekstrem yang dapat mengganggu produksi pertanian. Menurut pakar ekonomi, Prof. Dr. Rizal Ramli, “Perubahan iklim yang ekstrim dapat mengakibatkan gagal panen dan menurunkan produksi pangan, sehingga harga pangan pun naik.”
Selain itu, faktor permintaan dan penawaran juga turut mempengaruhi kenaikan harga pangan pokok. Kenaikan jumlah penduduk serta perubahan pola konsumsi masyarakat juga dapat memicu kenaikan harga pangan pokok. Menurut Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati, “Kenaikan harga pangan pokok juga dipengaruhi oleh tingginya permintaan dari luar negeri, yang membuat pangan menjadi langka di pasar domestik.”
Untuk mengatasi kenaikan harga pangan pokok, ada beberapa solusi yang dapat dilakukan. Salah satunya adalah dengan meningkatkan produksi pangan dalam negeri. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menekankan pentingnya meningkatkan produktivitas pertanian untuk mengurangi ketergantungan pada impor pangan. “Dengan peningkatan produktivitas pertanian, kita dapat memenuhi kebutuhan pangan domestik dan menstabilkan harga pangan pokok,” ujarnya.
Selain itu, pemerintah juga perlu melakukan regulasi yang tepat guna mengendalikan harga pangan pokok. Menurut Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), Mohammad Faisal, “Pemerintah perlu melakukan pengawasan yang ketat terhadap distribusi pangan dan mengendalikan spekulan yang dapat mempengaruhi kenaikan harga pangan pokok.”
Dengan adanya kerjasama antara pemerintah, pakar ekonomi, serta masyarakat, diharapkan kenaikan harga pangan pokok dapat ditekan dan stabilitas harga pangan dapat terjaga. Semua pihak perlu bekerja sama untuk mencari solusi yang tepat guna menghadapi tantangan kenaikan harga pangan pokok.