Pertanian urban sedang menjadi topik yang semakin populer di kalangan masyarakat perkotaan. Dengan semakin terbatasnya lahan pertanian di pedesaan, banyak orang mulai beralih ke pertanian urban sebagai solusi kreatif untuk menyediakan pangan di kawasan perkotaan.
Menurut Dr. Dwi Andreas Santosa, seorang ahli pertanian dari Institut Pertanian Bogor, pertanian urban merupakan konsep pertanian yang dilakukan di dalam kota atau perkotaan. “Pertanian urban dapat dilakukan di berbagai tempat seperti rooftop, halaman rumah, atau bahkan di dalam ruangan dengan menggunakan teknologi hidroponik atau aquaponik,” jelas Dr. Dwi.
Salah satu contoh keberhasilan pertanian urban adalah Dino Patti Djalal, seorang diplomat yang juga merupakan pendiri Urban Farming Indonesia. Melalui proyek Urban Farming Indonesia, Dino berhasil mengubah lahan kosong di tengah Jakarta menjadi lahan pertanian yang produktif. “Pertanian urban bukan hanya tentang bercocok tanam, tetapi juga tentang menciptakan ruang hijau di tengah kota yang padat,” ujar Dino.
Dalam mengembangkan pertanian urban, kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sangatlah penting. Menurut Rudi Hartono, seorang aktivis lingkungan, “Pemerintah perlu memberikan dukungan dan insentif kepada para pelaku pertanian urban agar mereka semakin termotivasi untuk mengembangkan konsep ini.”
Tidak hanya itu, pendidikan juga memegang peran penting dalam memperkenalkan konsep pertanian urban kepada masyarakat perkotaan. “Kita perlu mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pertanian urban dalam menyediakan pangan lokal yang sehat dan berkelanjutan,” tambah Dr. Dwi.
Dengan semakin berkembangnya pertanian urban, diharapkan ketersediaan pangan di kawasan perkotaan dapat terjamin. Dengan kreativitas dan kolaborasi yang baik, pertanian urban dapat menjadi solusi yang efektif dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan di masa depan.