Pola Konsumsi Masyarakat dan Kenaikan Harga Pangan: Apa Hubungannya?


Pola konsumsi masyarakat sangat erat kaitannya dengan kenaikan harga pangan. Namun, apa sebenarnya hubungannya? Menurut data yang dilansir oleh Badan Pusat Statistik (BPS), pola konsumsi masyarakat merupakan faktor utama yang mempengaruhi permintaan dan penawaran harga pangan di pasaran.

Menurut Dr. Deden Dinar Iskandar, seorang ahli ekonomi dari Universitas Padjadjaran, “Pola konsumsi masyarakat yang cenderung mengonsumsi pangan yang mahal akan meningkatkan permintaan dan akhirnya memicu kenaikan harga pangan secara keseluruhan.” Hal ini terjadi karena tingginya permintaan akan membuat pasokan pangan semakin terbatas, sehingga harga pun naik.

Tidak hanya itu, pola konsumsi masyarakat juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti cuaca, kebijakan pemerintah, dan kondisi ekonomi global. “Kenaikan harga pangan dapat memaksa masyarakat untuk mengubah pola konsumsinya menjadi lebih hemat dan efisien,” tambah Dr. Deden.

Menurut data BPS, tren kenaikan harga pangan saat ini memang cukup signifikan. Hal ini dapat memengaruhi daya beli masyarakat, terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah. “Kenaikan harga pangan dapat menyebabkan ketimpangan sosial dan ekonomi di masyarakat,” ujar Prof. Dr. Hadi Susilo Arifin, seorang pakar kesejahteraan sosial dari Universitas Indonesia.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah perlu melakukan langkah-langkah yang tepat, seperti mengendalikan inflasi dan meningkatkan produksi pangan dalam negeri. “Kebijakan yang proaktif dari pemerintah dapat membantu mengurangi dampak negatif dari kenaikan harga pangan terhadap masyarakat,” tutup Prof. Dr. Hadi.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pola konsumsi masyarakat dan kenaikan harga pangan memiliki hubungan yang sangat erat. Penting bagi kita semua untuk lebih bijak dalam mengelola pola konsumsi dan juga untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam mengatasi masalah kenaikan harga pangan.